IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Vitamin merupakan suatu kelompok senyawa
organik yang tidak termasuk dalam golongan karbohidrat, protein maupun lemak
dan terdapat dalam jumlah yang kecil dalam bahan makanan tetapi sangat penting
perannya bagi beberapa fungsi tubuh tertentu untuk menjaga pertumbuhan dan
kelangsungan hidup. Vitamin C dapat membantu dalam proses metabolisme energi,
karena vitamin ini tidak disimpan dalam tubuh tetapi dikeluarkan melalui urine
maka vitamin ini dapat dikonsumsi setiap hari untuk mencegah kekurangan yang
dapat mengganggu fungsi tubuh normal.
Vitamin
C merupakan vitamin yang larut dalam air, sehingga vitamin ini mudah rusak
dalam pengolahan dan mudah hilang karena tercuci atau terlarut oleh air
sehingga keluar dari bahan. Vitamin memiliki sifat fisis maupun kimia yang
spesifik, maka cara analisanya pun sangat spesifik. Pada praktikum kali ini
yaitu mengenai penentuan kadar vitamin C dengan metode iodimetri. Metode
iodimetri biasanya disebut juga dengan metode titrasi langsung. Praktikum ini
menggunakan metode titrasi iodimetri karena berdasarkan sifat dari vitamin C
yang dapat bereaksi dengan iodin. Penentuan ini dilakukan dengan menggunakan
larutan I2 0,01 N sebagai titrant.
Sampel
yang digunakan pada praktikum ini yaitu minuman kemasan yang banyak dijual
dipasaran, dengan merk dagang ’Nutrisari’. Pada sampel ini pun diketahui bahwa
minuman ini mengandung vitamin C. Vitamin C atau yang dikenal juga sebagai asam
askorbat mempunyai berat molekul 176 dengan rumus molekul C6H8O6.
dalam bentuk kristal tidak berwarna, vitamin C memiliki titik cair 190-192oC,
memiliki sifat larut dalam air dan sedikit larut dalam aseton atau alkohol yang
memiliki berat molekul rendah. Akan tetapi vitamin C sukar larut dalam pelarut
organik yang pada umumnya dapat melarutkan lemak.
Dalam
analisa kadar vitamin C ini yang pertama dilakukan yaitu mengekstraksi vitamin C dari bahan yaitu dengan
menimbang sebanyak 5 gram sampel,kemudian ditambahkan aquades 50 ml yang
dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, lalu dikocok dan disaring. Kemudian 10 ml
filtrat dimasukkan dalam erlenmeyer, kemudian dititrasi dengan larutan standar
I2 0,01 N.
Penentuan kadar vitamin C dengan titrasi iodimetri ini didasarkan
pada prinsip tereduksinya analat oleh I2 menjadi ion I-
ARed + I2 AOks
+ I-
Iod merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat sehingga hanya
zat-zat yang merupakan reduktor yang cukup kuat yang dapat dititrasi. Penentuan
vitamin C dengan menggunakan titrasi iodine adalah berdasarkan sifat bahwa
sifat vitamin C dapat bereaksi dengan iodine membentuk ikatan dengan atom C
nomor 2 dan 3 sehingga ikatan rangkap hilang.
Reaksinya adalah sebagai berikut:
O = C
O = C ─ OH
│ │
HO ─ C
HO ─ C ─ I
│ O
│
HO ─ C
HO ─ C ─ I
│
│
H ─ C + I
2 H ─ C ─ OH
│
│
HO ─ C ─
H HO ─ C ─ H
│
│
CH2OH
CH2OH
Asam L-askorbat
Titrasi iodimetri
dilakukan dengan menggunakan amilum sebagai indikator. Oleh karena itu amilum
ditambahkan setelah dititrasi dengan I2 sebanyak 3 ml terlebih
dahulu. Proses titrasi dilakukan sampai larutan dalam Erlenmeyer berubah warna
menjadi warna biru, warna biru yang dihasilkan merupakan iod amilum yang menandakan
bahwa proses titrasi telah selesai mencapai titik akhir
Berikut hasil pengamatan yang diperoleh:
Kelompok
|
Berat Sampel
|
Volume Titrasi
|
% Vitamin C
|
1
|
5,0256
|
8,9
|
0,77
|
2
|
5,0386
|
9
|
0,79
|
3
|
5,0391
|
8,8
|
0,768
|
4
|
5,0470
|
9,3
|
0,81
|
Keterangan
Cara perhitungan kadar vitamin C sampel
Pada hasil pengamatan
yang diperoleh diketahui bahwa hasil dari setiap kelompok memiliki hasil yang
berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena semakin banyak jumlah volume I2 yang digunakan, maka semakin
tinggi pula kandungan vitamin C yang dimiliki. Dan juga perbedaan ini kemungkinan
terjadi karena ketidakakuratan dalam penentuan titik akhir pada saat titrasi
dengan larutan I2.
Sumber-sumber vitamin C sebagian besar
berasal dari sayuran dan buah-buahan, terutama buah-buahan segar. Karena itu
vitamin C sering disebut Fresh Food Vitamin. Buah yang masih mentah lebih
banyak kandungan vitamin C-nya, semakin tua buah maka semakin berkurang kadar
vitamin C-nya. Kebutuhan vitamin C menurut Widya Karya Pangan Nasional
NAS-LIPI, 1978, menyarankan konsumsi vitamin C perhari untuk anak dan orang
dewasa Indonesia antara 20-30 mg, sedangkan untuk ibu mengandung dan menyusui
perlu ditambah 20 mg. kekuarangan vitamin C akan menyebabkan penyakit sariawan
atau skorbut. Penyakit sariawan dapat disembuhkan dalam beberapa waktu dengan
pemberian 100-200mg vitamin C per hari. Penentuan kadar vitamin C sangat pada
sayur dan buah sangat penting untuk mengatasi hal tersebut.
KESIMPULAN
·
Titrasi iodimetri dilakukan
dengan menggunakan amilum sebagai indikator.
·
Titik akhir
titrasi adalah saat terbentuknya warna biru dari iod-amilum.
·
Tiap 1 ml
0,01 N iodin ekuivalen dengan 0,88 mg asam askorbat.
·
Hasil
perhitungan kadar vitamin C yang diperoleh yaitu 0,768 %
·
Pada hasil
pengamatan yang diperoleh diketahui bahwa semakin banyak jumlah volume I2
yang digunakan, maka semakin tinggi pula kandungan vitamin C yang dimiliki.
·
Ketidakakuratan
dalam penentuan titik akhir pada titrasi ini merupakan kesalahan dalam praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Penentuan kadar Vitamin C. available at
www.iptek.net.id. Diakses pada tanggal 1
Mei 2010.
Anonim. 2009. Vitamin C. available at www.wikipedia.org.
Diakses pada tanggal 1 Mei 2010.
DeMan, John.M. 1989. Edisi Kedua. Kimia Makanan.
Penerbit ITB : Bandung.
Sudarmaji, S, dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Penerbit Liberty: Yogyakarta.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan
Gizi. Jakarta: Gramedia.