Kamis, 19 April 2012

Pengujian Kadar Vitamin C


IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
            Vitamin merupakan suatu kelompok senyawa organik yang tidak termasuk dalam golongan karbohidrat, protein maupun lemak dan terdapat dalam jumlah yang kecil dalam bahan makanan tetapi sangat penting perannya bagi beberapa fungsi tubuh tertentu untuk menjaga pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Vitamin C dapat membantu dalam proses metabolisme energi, karena vitamin ini tidak disimpan dalam tubuh tetapi dikeluarkan melalui urine maka vitamin ini dapat dikonsumsi setiap hari untuk mencegah kekurangan yang dapat mengganggu fungsi tubuh normal.
            Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air, sehingga vitamin ini mudah rusak dalam pengolahan dan mudah hilang karena tercuci atau terlarut oleh air sehingga keluar dari bahan. Vitamin memiliki sifat fisis maupun kimia yang spesifik, maka cara analisanya pun sangat spesifik. Pada praktikum kali ini yaitu mengenai penentuan kadar vitamin C dengan metode iodimetri. Metode iodimetri biasanya disebut juga dengan metode titrasi langsung. Praktikum ini menggunakan metode titrasi iodimetri karena berdasarkan sifat dari vitamin C yang dapat bereaksi dengan iodin. Penentuan ini dilakukan dengan menggunakan larutan I2 0,01 N sebagai titrant.
            Sampel yang digunakan pada praktikum ini yaitu minuman kemasan yang banyak dijual dipasaran, dengan merk dagang ’Nutrisari’. Pada sampel ini pun diketahui bahwa minuman ini mengandung vitamin C. Vitamin C atau yang dikenal juga sebagai asam askorbat mempunyai berat molekul 176 dengan rumus molekul C6H8O6. dalam bentuk kristal tidak berwarna, vitamin C memiliki titik cair 190-192oC, memiliki sifat larut dalam air dan sedikit larut dalam aseton atau alkohol yang memiliki berat molekul rendah. Akan tetapi vitamin C sukar larut dalam pelarut organik yang pada umumnya dapat melarutkan lemak.
            Dalam analisa kadar vitamin C ini yang pertama dilakukan yaitu mengekstraksi vitamin C dari bahan yaitu dengan menimbang sebanyak 5 gram sampel,kemudian ditambahkan aquades 50 ml yang dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, lalu dikocok dan disaring. Kemudian 10 ml filtrat dimasukkan dalam erlenmeyer, kemudian dititrasi dengan larutan standar I2 0,01 N.
            Penentuan kadar vitamin C dengan titrasi iodimetri ini didasarkan pada prinsip tereduksinya analat oleh I2 menjadi ion I-
                                                    ARed + I2 AOks + I-
Iod merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat sehingga hanya zat-zat yang merupakan reduktor yang cukup kuat yang dapat dititrasi. Penentuan vitamin C dengan menggunakan titrasi iodine adalah berdasarkan sifat bahwa sifat vitamin C dapat bereaksi dengan iodine membentuk ikatan dengan atom C nomor 2 dan 3 sehingga ikatan rangkap hilang.
Reaksinya adalah sebagai berikut:
           
    O = C                                                     O = C ─ OH
           │                                                            │
 HO ─ C                                                 HO ─ C ─ I
           │       O                                                  │   
 HO ─ C                                                 HO ─ C ─ I
           │                                                            │
    H ─ C                           + I2                   H ─ C ─ OH
           │                                                            │
 HO ─ C ─ H                                         HO ─ C ─ H  
           │                                                            │
           CH2OH                                                  CH2OH 
                Asam L-askorbat
            Titrasi iodimetri dilakukan dengan menggunakan amilum sebagai indikator. Oleh karena itu amilum ditambahkan setelah dititrasi dengan I2 sebanyak 3 ml terlebih dahulu. Proses titrasi dilakukan sampai larutan dalam Erlenmeyer berubah warna menjadi warna biru, warna biru yang dihasilkan merupakan iod amilum yang menandakan bahwa proses titrasi telah selesai mencapai titik akhir
Berikut hasil pengamatan yang diperoleh:
Kelompok
Berat Sampel
Volume Titrasi
% Vitamin C
1
5,0256
8,9
0,77
2
5,0386
9
0,79
3
5,0391
8,8
0,768
4
5,0470
9,3
0,81
Keterangan
Cara perhitungan kadar vitamin C sampel
                       
           
            Pada hasil pengamatan yang diperoleh diketahui bahwa hasil dari setiap kelompok memiliki hasil yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena semakin banyak jumlah volume I2 yang digunakan, maka semakin tinggi pula kandungan vitamin C yang dimiliki. Dan juga perbedaan ini kemungkinan terjadi karena ketidakakuratan dalam penentuan titik akhir pada saat titrasi dengan larutan I2.
            Sumber-sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayuran dan buah-buahan, terutama buah-buahan segar. Karena itu vitamin C sering disebut Fresh Food Vitamin. Buah yang masih mentah lebih banyak kandungan vitamin C-nya, semakin tua buah maka semakin berkurang kadar vitamin C-nya. Kebutuhan vitamin C menurut Widya Karya Pangan Nasional NAS-LIPI, 1978, menyarankan konsumsi vitamin C perhari untuk anak dan orang dewasa Indonesia antara 20-30 mg, sedangkan untuk ibu mengandung dan menyusui perlu ditambah 20 mg. kekuarangan vitamin C akan menyebabkan penyakit sariawan atau skorbut. Penyakit sariawan dapat disembuhkan dalam beberapa waktu dengan pemberian 100-200mg vitamin C per hari. Penentuan kadar vitamin C sangat pada sayur dan buah sangat penting untuk mengatasi hal tersebut.  


KESIMPULAN
·         Titrasi iodimetri dilakukan dengan menggunakan amilum sebagai indikator.
·         Titik akhir titrasi adalah saat terbentuknya warna biru dari iod-amilum.
·         Tiap 1 ml 0,01 N iodin ekuivalen dengan 0,88 mg asam askorbat.
·         Hasil perhitungan kadar vitamin C yang diperoleh yaitu 0,768 %
·         Pada hasil pengamatan yang diperoleh diketahui bahwa semakin banyak jumlah volume I2 yang digunakan, maka semakin tinggi pula kandungan vitamin C yang dimiliki.
·         Ketidakakuratan dalam penentuan titik akhir pada titrasi ini merupakan kesalahan dalam praktikum


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Penentuan kadar Vitamin C. available at www.iptek.net.id. Diakses pada tanggal 1 Mei 2010.

Anonim. 2009. Vitamin C. available at www.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 1 Mei 2010.

DeMan, John.M. 1989. Edisi Kedua. Kimia Makanan. Penerbit ITB : Bandung.

Sudarmaji, S, dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty: Yogyakarta.

Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar