Kamis, 25 November 2010

Laporan Sanitasi Udara

V. PEMBAHASAN
Udara tidak mengandung mikroorganisme secara alami, tetapi kontaminasi dari lingkungan sekitarnya mengakibatkan udara mengandung berbagai mikroorganisme, misalnya dari debu, air, proses aerasi, dari penderita saluran infeksi dan lain-lain. Mikroorganisme yang terdapat diudara biasanya melekat pada bahan padat mikro misalnya debu atau terdapat didalam droplet / tetesan air. Jika didalam suatu ruangan banyak terdapat debu dan cair, maka mikroba yang ditemukan didalamnya juga bermacam- macam termasuk bakteri, kapang ataupun khamir .
Mikroorganisme udara didalam ruang pengolahan, dapat diuji secara kuantitatif menggunakan agar cawan yang dibiarkan terbuka selama beberapa waktu tertentu didalam ruangan tersebut atau dikenal dengan Metoda Cawan Terbuka. Jenis mikroorganisme yang sering terdapat diudara pada umumnya bakteri batang pembentuk spora baik yang bersipat aerobik maupun anaerobik, bakteri koki, bakteri gram negatif, kapang dan khamir.
Udara mengandung campuran gas-gas yang sebagian besar terdiri dari Nitrogen (N2) 23%, Oksigen (O2) 21%, dan gas lainnya 1%. Walaupun udara bukan medium yang baik untuk mikroba tetapi mikroba selalu terdapat di udara. Adanya mikroba disebabkan karena pengotoran udara oleh manusia, hewan, zat-zat organik dan debu. Jenis-jenis mikroba yang terdapat di udara terutama jenis Bacillus subtilis dapat membentuk spora yang tahan dalam keadaan kering (Pelczar, 1986).
Banyak penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen yang ditularkan melalui udara, misalnya bakteri penyebab tubercolosis (TBC) dan virus flu yang dapat ditularkan melalui udara pernapasan. Beberapa cara yang digunakan untuk membersihkan udara yaitu:
1.      Menyiram tanah dengan air sehingga mengurangi debu yang berterbangan.
2.      Menyemprot udara dengan desinfektan sehingga udara berkurang mikrobanya
3.      Dengan menggunakan radiasi sinar ultraviolet.
Pada ruangan, hal yang penting untuk diperhatikan adalah lantai, dinding, dan langit-langit. Lantai yang licin dan dikonstruksi dengan tepat, mudah dibersihkan. Sedangkan lantai yang kasar dan dapat menyerap, sulit untuk dibersihkan. Lantai yang terkena limbah cairan misalnya dari alat pemasakan dan tidak ditiriskan dengan baik dapat menjadi tempat penyediaan makanan bagi bakteri dan serangga. Dinding dan langit-lngit yang kasar dapat membawa bakteri seperti Staphylococcus aureus. Lantai, dinding, dan langit-langit yang konsturksinya buruk, jauh lebih sulit untik dijaga sanitasinya. Akan tetapi, struktur yang licin pun dapat menjadi sumber kontaminan yang tidak diinginkan bila tidak dibersihkan dan dipelihara secara teratur dan efektif.
Dalam pengamatan praktikum, dilakukan uji sanitasi terhadap udara dan ruangan. Uji sanitasi udara dilakukan dengan dua media, yaitu NA dan PDA, hal ini dilakukan untuk mengetahui jenis mikroorganisme yang terdapat di udara. Pengujian dilakukan dengan membuat media agar pada cawan petri kemudian media tersebut dibiarkan dalam kondisi tertutup hingga membeku, barulah tutup cawan petri dibuka dan dibiarkan di udara terbuka selama 30 menit pada empat tempat yang berbeda yaitu Laboratorium Pendidikan 1, lorong lantai 3, perpustakaan, dan kantin. Setelah 30 menit cawan petri ditutup kembali dan diinkubasi pada suhu 30oC selama 2 hari. Lalu dihitung densitas koloninya dengan rumus sebagai berikut:
                     =  3,14 x (2,5)2
=  19,625 cm2
           
Tempat
Jumlah Koloni
NA
PDA
Lab. Pendidikan I
3
13
Lorong lantai 3
33
18
Perpustakaan
4
7
Kantin
66
56

Dari hasil pengamatan yang diperoleh diketahui bahwa kontaminan mikroorganisme terbanyak terdapat di kantin yaitu 66 koloni pada NA dan 56 koloni pada PDA, selanjutnya berturut-turut yaitu di koridor lantai 3, laboratorium pendidikan 1 dan perpustakaan. Banyaknya mikroorganisme kontaminan disebabkan juga oleh banyaknya aktifitas yag dilakukan disana, seperti di kantin pada saat cawan dibuka selama 30 menit aktivitas yang dilakukan didekat kantin banyak, jadi mempengaruhi banyaknya kontaminan yang masuk dalam cawan. Begitupun sebaliknya pada perpustakaan kemungkinan pengunjung perpustakaan masih sedikit karena pada saat pengamatan berlangsung sama dengan kegiatan perkuliahan
Pengujian selanjutnya yaitu pengujian sanitasi ruangan. Dimana prinsip kerja dari sanitasi ruangan ini hampir sama dengan pengujian sanitasi udara. Namun pada pengujian sanitasi ruangan ini, media yang digunakan adalah PCA. PCA dapat menumbuhkan semua jenis mikroorganisme. PCA dibiarkan hingga membeku, kemudian ditempelkan pada lantai dengan berbagai perlakuan selama 4 detik. Setelah            itu, diinkubasi selama 2 hari pada suhu 30o C. Setelah diinkubasi, diamati dan dihitung koloninya dan dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:
Unit Koloni/100 cm2 =
Perlakuan
Jumlah koloni
Unit Koloni
Lantai yg belum dibersihkan
-
-
Lantai yg dibersihkan dgn kain basah
3
17,37
Lantai yg dibersihkan dgn desinfektan
9
56,6
Lantai yg dibersihkan dgn alkohol
-
-
            Dari hasil pengamatan diatas, terdapat kejanggalan pada data tersebut yaitu pada lantai yang belum dibersihkan seharusnya memiliki banyak jumlah koloni tapi pada hasil pengamatan tersebut tidak terdapat satu pun koloni. Hal ini dikarenakan pada pembuatan media agar pada cawan kurang banyak jadi pada saat menempelkan pada lantai media agar tidak menyentuh lantai jadi tidak terdapat koloni yang tumbuh. Jadi bisa disimpulkan bahwa pengamatan pada sanitasi ruang ini gagal, karena rata-rata dari tiap kelompok dalam pembuatan media agarnya salah.
KESIMPULAN
·         Kondisi udara yang mengandung berbagai mikroorganisme tergantung dari banyak faktor, yaitu: adanya debu, tetesan air, dan pergerakan udara yang terbawa oleh gerak angin dari ventilasi atau manusia yang bergerak.
·         Jenis mikroorganisme yang sering terdapat di udara pada umumnya bakteri batang pembentuk spora baik yang bersipat aerobik maupun anaerobik; bakteri koki, bakteri gram negatif, kapang dan khamir.
·         Pada uji sanitasi udara tempat yang paling banyak ditumbuhi mikroba adalah di kantin.
·         Cara menghitung densitas koloni
·         Cara perhitungan unit koloni:
Unit Koloni/100 cm2 =
·         Pada pengamatan sanitasi ruang hampir semua kelompok mengalami kesalahan karena pembuatan agar di cawan petrinya yang kurang banyak, walaupun ada kelompok yang memperoleh kontaminan dari mikroorganisme.











DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2009. Uji Sanitasi Lingkungan. Available at: http://firebiology07.wordpress.com. Diakses tanggal 1 Oktober 2010.

Anonimb. 2009. Sumber Kontaminasi dan Teknik Sanitasi. Available at: http://bos.fkip.uns.ac.id. Diakses tanggal 1 Oktober 2010.

Betty, S.L. Jenie. 1984. Sanitasi Dalam Pengolahan Pangan. Fateta IPB, Bogor.

Pelzcar, dan Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia  ( UI-Press), Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar